"Apa kau mencintaiku?", tanyanya. Aku mengalihkan tatapanku. Aku sadar aku mencintainya, dengan setiap helai rambut, sel kulit, bahkan tetes darahku. Aku dipenuhi dengan rasa cinta yang begitu melimpah, namun tak mampu mengucapkannya. Tapi toh jika dia sungguh-sungguh punya kemampuan khusus membaca pikiran, maka aku tak perlu lagi mengatakannya. Seharusnya dia bisa langsung tahu. "Selalu lebiā¦